Rabu, 11 April 2012

Gagal Panen


REMBANG, suaramerdeka.com – Dinas Pertanian dan Kehutanan (Distanhut) Kabupaten Rembang mendorong petani setempat untuk memproduksi tembakau kualitas ekspor. Terlebih benih tembakau srumpung jenis marem yang di budidayakan petani setempat, memiliki kadar rendah tar sehingga layak menjadi komoditas ekspor.
“Kadar tar tembakau marem kurang dari satu persen. Karena rendah, tembakau marem layak untuk menjadi komoditas ekspor,” terang Yosophat Susilo Hadi, Kabid Perkebunan pada Distanhut, Minggu (12/4).
Saat ini sejumlah petani tengah bersiap membuat bedengan untuk persiapan persemaian tembakau. Tak kurang 1.500 orang petani di kabupaten itu pada musim kemarau ini akan menanam tembakau di lahan seluas 1.000 ha.
Susilo berharap, mulai bergairahnya budidaya tembakau ini didukung dengan kebijakan Pemerintah untuk tidak mengurangi volume produksi rokok. “Kebijakan Pemerintah ke depan diharapkan mengarah pada produksi rokok rendah tar dan nikotin,” ujarnya.
Pada musim tanam tahun 2011, petani Rembang mampu memproduksi tembakau rendah tar sebanyak 120 ton. Hasil sebanyak itu didapat dari luasan lahan budidaya seluas 80 ha. Uang yang masuk ke petani diperkirakan mencapai Rp 3 miliar.
“Program kemitraan usaha antara petani dan pabrikan menjadi pendorong produksi, karena petani memiliki jaminan pasar dan harga yang jelas,” katanya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar